itu yang muncul pertama kali di otak gw saat masuk ke sebuah pusat perbelanjaan bernama stockmann. mungkin itu pula yang akan selalu muncul di otak gw sebagai seorang imigran gelap yang coba mengadu nasib di negara bermata uang euro. gak sia2 kmrn mengepak baju, sepatu, tas sebanyak mungkin dari kampung halaman. berat kargo pun membumbung sampai 171 kg. entah sampai kapan kebiasaan gw mengkonversi euro ke rupiah akan berhenti. padahal gak ada gunanya. mau gak mau toh lo harus beli barang itu dengan harga euro, bukan?
No comments:
Post a Comment