sejak kembali menginjakkan kaki di jakarta, sekembali dari dunia mimpi, helsinki, mata, kaki, dan tangan gw sepertinya gak pernah berhenti berpikir. apalagi saat gw kembali ke kantor lama dan ditempatkan di bidang pekerjaan yg gak pernah sedikit pun gw inginkan (kayaknya utk cerita ini perlu didedikasikan satu "post" tersendiri ;p), kepala gw gak berhenti berputar utk sekadar mencari pelipur lara hati yg sakit ini. dan dengan kebaikan Tuhan, akhirnya gw menemukan obat pengalihnya.
kembalilah gw menekuni pekerjaan lama yg kali ini sebagai SJ. niatnya sih cuma pengen skadar mengisi waktu dan otak yg smakin lama smakin dong dong dong... tapi belakangan, layaknya manusia bermata hijau, tiap malam spulang kerja dan tiap akhir minggu di saat seharusnya gw menikmati dvd2 bajakan gw, kepala dan mata gw hanya berkutat pada satu hal itu. entah motivasi apa yg gw miliki hingga gw keukeuh sumerekeuh utk terus mengambil pekerjaan itu tanpa sedikit pun mluangkan waktu utk skadar menikmati hobi gw, leye2 dan bermalas2an di kamar. uang? pastilah. namanya juga manusia. mengisi waktu lowong? ya bisa juga sih. melatih otak gw spy makin pinter? ya harus lha daripada gw smakin bego. tapi kok jadi berlebihan begini ya? sebetulnya gw senang dan menikmati karena kepala dan otak gw sibuk jadi gak sempat mikirin hal2 lain, tapi ternyata fisik gw kurang mendukung nih. dia mulai menuntut dopingnya. walau tadi sih setelah menerima SPK dan mlihat angka2 yang tertera di dalamnya menghapus smua itu, hehehehe.... tapi ternyata manusia punya batas ya. stinggi2nya dan skuat2nya motivasi yg lo miliki, ternyata fisik dan mental tak slalu mdukung.
saya ingin istirahat...
Saturday, January 20, 2007
Friday, January 19, 2007
dua dunia
hidup di dua dunia itu ternyata sulit. segan dan tak rela melepaskan salah satu dunia yang sudah beberapa tahun terakhir ini gw jalani. masing2 dunia miliki kenikmatan, kenyamanan, problematika, dan intrik2 tersendiri. suka duka dan plus minusnya pun terasa saling mengisi. sepertinya jika gw tinggal di dua dunia itu, hidup terasa komplit dan berisi. tapi siapa pun tahu bahwa hidup di dua dunia itu memusingkan dan cenderung mustahil. layaknya seorang suami gay yang harus menjalani hidup sebagai suami seorang wanita dan pacar seorang lelaki. sulit 'kan? mungkin itu analogi yang rada aneh ya. karena jika dia gay, berarti dia membenci dunianya sebagai suami. sedangkan gw, menikmati setiap inci kedua dunia itu.
intinya sih, gw harus mulai berhenti bermimpi. bermimpi memiliki 2 dunia itu selamanya. bermimpi bisa berpindah-pindah seenaknya di antara keduanya. sulit? pasti. gak rela? tentu. tapi kok rasanya susah juga konsentrasi dan fokus jika menjalani hidup seperti itu. sulit membagi hati, otak, dan pikiran dengan rata. semua orang juga tahu bahwa manusia itu bukan manusia adil. adil itu cuma punya Yang Di Atas. dan jika seseorang tidak berlaku adil, pastinya ada korban yang tersakiti. mungkin... lebih tepatnya, sepantasnya, gw berhenti menjadi manusia yang egois, maruk, keras kepala, dan tak berhati. sudah cukup gw injak2 dan isap sari kedua dunia tanpa pamrih itu tanpa pernah gw pupuki dan sirami. keduanya kini gersang. layaknya hutan lindung hijau yang tanpa segan dibabat habis oleh oknum keparat yang hanya ingin menikmati isi hutan itu untuk dirinya sendiri, tanpa berniat sedikit pun untuk membalas segala kbaikannya. bangsat 'kan?
selagi masih ada sedikit hijau di hutan itu, sebaiknya gw pergi dan tinggalkan. mumpung belum tandus total. waktu dan alam akan kembali menyuburkannya. dan orang yang pantas, yang tak hanya mengambil dan menguras, tapi juga memberi dan memupuki, bisa berlindung dan menikmati rindangnya pepohon yang takkan bosan melindunginya. biar hutan2 itu tak hanya diisi dengan pepohonan tapi juga indahnya bunga2 yang bermekaran...
intinya sih, gw harus mulai berhenti bermimpi. bermimpi memiliki 2 dunia itu selamanya. bermimpi bisa berpindah-pindah seenaknya di antara keduanya. sulit? pasti. gak rela? tentu. tapi kok rasanya susah juga konsentrasi dan fokus jika menjalani hidup seperti itu. sulit membagi hati, otak, dan pikiran dengan rata. semua orang juga tahu bahwa manusia itu bukan manusia adil. adil itu cuma punya Yang Di Atas. dan jika seseorang tidak berlaku adil, pastinya ada korban yang tersakiti. mungkin... lebih tepatnya, sepantasnya, gw berhenti menjadi manusia yang egois, maruk, keras kepala, dan tak berhati. sudah cukup gw injak2 dan isap sari kedua dunia tanpa pamrih itu tanpa pernah gw pupuki dan sirami. keduanya kini gersang. layaknya hutan lindung hijau yang tanpa segan dibabat habis oleh oknum keparat yang hanya ingin menikmati isi hutan itu untuk dirinya sendiri, tanpa berniat sedikit pun untuk membalas segala kbaikannya. bangsat 'kan?
selagi masih ada sedikit hijau di hutan itu, sebaiknya gw pergi dan tinggalkan. mumpung belum tandus total. waktu dan alam akan kembali menyuburkannya. dan orang yang pantas, yang tak hanya mengambil dan menguras, tapi juga memberi dan memupuki, bisa berlindung dan menikmati rindangnya pepohon yang takkan bosan melindunginya. biar hutan2 itu tak hanya diisi dengan pepohonan tapi juga indahnya bunga2 yang bermekaran...
Subscribe to:
Posts (Atom)